Mengapa Saham Unilever (UNVR) Turun Terus Meskipun Asing Rajin Beli?
(Tulisan ini telah diterbitkan di Telegram Bot KevinFriedChipBot pada 7 Juni 2021 dengan terdapat penambahan Bar Chart (Chart 2) untuk visualisasi yang lebih baik dan update kondisi terbaru)
Terlihat pada chart UNVR, aliran dana asing (garis kuning) sejak awal tahun secara garis besar melakukan pembelian (Net Buy). Namun, mengapa harga saham UNVR terus turun bahkan hampir tidak ada rebound yang cukup signifikan? Jika kita perhatikan transaksi bandarmologi secara umum (garis biru), Big Money secara umum konsisten melakukan penjualan.
Hal ini juga terlihat jelas pada Broker Summary yang kita tarik sejak tanggal 4 Februari 2021 hingga 7 Juni 2021, terlihat banyak broker yang melakukan penjualan besar-besaran, namun hanya diimbangi oleh pembelian yang tiap brokernya cenderung kecil sehingga tekanan jual lebih tinggi. Bahkan jika didalami lebih lanjut, Seller Brokers merupakan broker-broker besar seperti Credit Suisse, JP Morgan, Macquaire, Morgan Stanley, dan seterusnya yang sering disebut dengan “Broker Sultan”. Dari sisi Buyer Brokers diimbangi oleh broker-broker retail seperti Mirae, Phillip, Panin, dan BNI.
Oleh karena itu, penting untuk testing korelasi antara Aliran Dana Asing dengan pergerakan harga. Memang bandarmologi secara umum lebih powerful, namun membutuhkan data yang lebih. Rekan-rekan dapat menggunakan platform yang menyediakan data transaksi bandarmologi tersebut untuk mendapatkan analisis yang lebih mendalam. (Web-app saya masih belum jadi hehehe).
Namun jika penasaran, mari kita gali lebih dalam hingga ke Data Kepemilikan Saham yang dikeluarkan oleh KSEI setiap bulannya.
Berdasarkan tabel tersebut, asing menguasai 51%-53% saham beredar UNVR, namun tiap kategori investor memiliki persentase saham yang relatif kecil, hanya dana pensiun asing yang meiliki 12.23%, dan reksadana asing yang mencapai 12.61%. Total dari kedua kategori investor tersebut adalah sekitar 24.84% saja.
Apabila kita melihat kepemilikan lokal, investor lokal juga menguasai setengah dari total saham beredar. Namun asuransi lokal menguasai 26.88%, individu lokal menguasai 8.09%, dan reksadana lokal menguasai 9.73%. Total dari ketiga kategori investor tersebut mencapai 44.7%, jumlah yang cukup jauh dibanding kepemilikan kategori-investor-signifikan asing. (24.84% vs 44.7%)
Dengan data tersebut pergerakan asuransi lokal, reksadana lokal, serta individu lokal perlu diperhatikan. Asuransi lokal dan reksadana lokal melakukan penjualan yang relatif besar sejak awal tahun (total -5.72% saham beredar). Siapa yang menampung? Individu lokal (+4.41%) dan bank asing (1.02%).
Update Kondisi Juni 2021
Dapat kita lihat pada Chart 2, Asuransi Lokal dan Reksadana Lokal masih melakukan penjualan besar-besaran hingga kepemilikan berkurang 5.69% dan 4.55% dari posisi tertingginya. Pembeli terbesarnya adalah Individu Lokal hingga mencapai +9.29%. Terdapat kenaikan kepemilikan cukup tinggi juga dari Bank Asing, dan Reksadana Asing sebesar +1.75% dan +1.2%.
Tentu saja, sesuai dengan ilmu dasar bandarmologi, kepemilikan individu yang tinggi atau bertambah merupakan pertanda buruk karena semakin banyak kepala sehingga tidak menghasilkan satu pemikiran. Kurangnya satu pemikiran tersebut akan mengurangi “tekanan” jual/beli di market.
Kemudian, mengapa asuransi lokal dan reksadana lokal menjual saham UNVR secara besar-besaran? Pembaca dapat membaca berita-berita yang menimpa asuransi lokal serta reksadana lokal kita saat ini, seperti kasus Jiwasraya, BPJS dan ASABRI. Semoga berita-berita tersebut segera mereda…
Just for taking notes also share my experience & thoughts.
